Pelonggaran TKDN: Dampak Negatif Bagi Pelaku Usaha Kecil Dan Menengah Di Sektor Otomotif

Jumat, 18 April 2025

    Bagikan:
Penulis: Maya Kirana

Polemik mengenai relaksasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang diusulkan oleh Presiden Prabowo Subianto beberapa waktu lalu terus mendapatkan reaksi negatif.

Salah satu suara yang menentang datang dari Yannes Pasaribu, seorang pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), yang berpendapat bahwa kebijakan pelonggaran TKDN dapat memiliki dampak yang beragam, baik positif maupun negatif.

"Langkah ini berpotensi menurunkan biaya produksi, membuat harga kendaraan lebih terjangkau, dan meningkatkan penjualan. Selain itu, akses terhadap teknologi canggih juga akan semakin terbuka," ungkap Yannes

Namun, di sisi lain, dampak negatif yang mungkin muncul adalah banjirnya produk-produk asing di pasar Indonesia, yang dapat menekan pelaku industri lokal.

Ia menjelaskan bahwa selama ini banyak pelaku industri mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal yang berkontribusi dalam penyediaan komponen otomotif untuk kendaraan yang diproduksi di Indonesia, berkat adanya syarat ambang batas TKDN.

Banyak pelaku UMKM di sektor otomotif yang memproduksi berbagai komponen seperti knalpot, rem, bodi logam, interior, dan lainnya. Hal ini akan menjadi masalah jika mereka tidak mampu bersaing dalam hal kualitas dan harga.

Sebagai akibatnya, pelaku usaha kecil dan menengah akan mengalami penurunan signifikan dalam jumlah pesanan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan, jelasnya.

(Maya Kirana)

Baca Juga: Dukung Mobil Nasional, Pemeritori Fasilitasi Pindad Bangun Pabrik 500 Ribu Unit
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.